Jikadalam pengertian umum dosa adalah perbuatan melanggar perintah Tuhan, dalam agama Buddha dosa artinya adalah kebencian. Jika yang dimaksud dosa adalah perbuatan yang salah, maka membunuh nyamuk adalah perbuatan yang merugikan. Karena perbuatan membunuh dengan sengaja, dengan niat didasarkan atas kebencian.
Kalyanamitta( Kalyana Mitra) berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta (Mitra) yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta ( Kalyana Mitra) berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang
Makhlukmakhluk yang diam di 31 Alam Kehidupan itu masih mengalami kelahiran dan kematian, masih mengalami derita. 31 Alam Kehidupan tidak kekal adanya. Sebaliknya, Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan kematian, terbebas dari derita, tidak termusnah, ada dan tidak berubah, kekal adanya. Jika seseorang belum mencapai kesucian tingkat Arahat
Atthasilamerupakan latihan kedisiplinan moral yang dianjurkan bagi umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Atthasila merupakan peningkatan dari Pancasila yang biasanya dilakukan oleh umat awam. Dalam Pancasila orang masih diperkenankan memuaskan nafsu indriawi yang tidak bertentangan dengan Pancasila, tetapi dalam Atthasila orang tidak
GuruBuddha bersabda, Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Jalan yang menuju terhentinya Dukkha, tiada lain adalah Jalan Suci Berunsur Delapan, yaitu : Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar. .
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Sebagai agama Buddha kita tentu mengetahui bahwa dana bisa ada bermacam-macam, jadi siapa pun sebenarnya bisa berdana karena pasti semua orang bisa melakukan salah satu bentuk dana berikut ini 1 Uang Ini bentuk dana yang paling umum dan paling mudah dilakukan bagi yang memiliki uang. 2 Barang Ini juga merupakan bentuk dana yang paling umum, biasanya diberikan pada saat hari besar agama Buddha salah satunya Kathina, biasanya umat Buddha akan mendanakan segala kebutuhan para Bikkhu. Atau ada juga yang suka berdana dalam bentuk makanan untuk para Bikkhu setiap harinya. 3 Tenaga dan waktu Ini bentuk dana yang nilainya lebih tinggi, di mana kita mendanakan waktu dan tenaga kita untuk membantu di Vihara, berceramah, membantu kebutuhan para Bikkhu, membantu sesama, dan masih banyak lagi caranya. Dan dengan bentuk dana ini dipastikan siapa pun bisa berdana, bahkan mereka yang tidak punya uang sekalipun. Itu adalah bentuk-bentuk dana yang bisa kita lakukan. Lakukan dari apa yang Anda bisa, jika Anda baru bisa berdana uang, maka lakukan saja. Yang terpenting adalah niatnya.
Secara umum Dana adalah memberikan barang atau uang materi kepada orang yang membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari apa yang disebut dana adalah pemberian, derma atau hadiah. Dana dalam agama Buddha diartikan sebagai pemberikan dengan tulus dan ikhlas atau melepaskan milik kita, baik itu berupa uang atau barang materi, tenaga, rasa aman, memaafkan dan ajaran atau nasihat yang baik. Berdana dalam perspektif Buddhis bukan hanya sebatas memberi santunan kepada orang miskin. Dalam Tipitaka banyak diceritakan bahwa Buddha dan para Bikkhu mendapat penghormatan dari para raja dan orang kaya lainnya, para Bikkhu dan Buddha malah mengunjungi orang-orang miskin untuk menerima persembahan makanan pindapata. Pertanyaannya kenapa Buddha menerima persembahan dari orang miskin? Dengan mengajarkan kepada orang miskin untuk berlatih memberi dan mau berdana, Buddha menuntun mereka untuk mengubah nasibnya. Kehidupan saat ini orang miskin karena pada kehidupan masa lalunya tidak suka berdana, sesuai dengan hukum karma. Dana merupakan perbuatan yang paling mudah dilakukan dan merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya. Orang hidupnya miskin, karena kehidupan lampaunya tidak pernah berdana. Untuk dapat mengubah nasibnya, dia justru harus banyak berdana pada kehidupan sekarang. Dana tidak hanya berbentuk uang atau materi, tetapi bisa berbentuk tenaga, bisa berbentuk nasihat, bisa berbentuk senyum, dsb. Dana dalam Agama Buddha dikelompokkan kedalam empat bentuk, yaitu; Amisa Dana yaitu dana materi seperti uang, makanan, air, obat, darah, kornea mata, bunga, lilin, dan dupa. Paricaya Dana yaitu dana dalam bentuk tenaga. Abhaya Dana yaitu dana dalam bentuk memaafkan, memberi rasa aman, rasa nyaman dan menyelamatkan kehidupan makhluk yang t Dhamma Dana Yaitu dana dalam bentuk ajaran benar seperti ceramah, cetak buku dhamma, cetak vcd atau dvd dhamma. Berdasarkan keempat bentuk dana tersebut, Dhamma Dana adalah bentuk dana yang tertinggi. Pemberian dana yang dilakukan atas dorongan orang lain dinamakan shankara dana dan dinilai tidak semulia pemberian yang dilakukan dengan penuh kesadaran karena memahami benar atau buah akibatnya akan meghasilkan kemajuan batin. Sebagai perbuatan karma, berdana ditandai kehendak cetana seseorang yang diliputi perasaan senang atau tidak senang baik sebelum member dana pubba cetana, atau pada saat berdana munca cetana, dan sesudah memberi dana apara cetana. Dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut, yang menunjukkan keikhlasan hati, perbuatan dana dapat menghasilkan buah kebajikan yang sepenuhnya. Pemberian yang sama untuk orang yang berbeda tidak menghasilkan buah yang sama. Sang Buddha menjelaskan dalam Tipitaka, kuddhaka Nikaya, Dhammapada, Tanha Vagga syair 356-359 bahwa Sang Buddha mengunjungi Alam Dewa Tavatimsa untuk membabarkan Abhidhamma kepada Dewa Santusita, yang sebelumnya adalah ibu kandung Beliau. Selama masa itu, terdapat dewa yang bernama Indaka di alam Dewa Tavatimsa. Indaka, dalam kehidupannya yang lampau adalah seorang pria, yang telah mempersembahkan sedikit dana makanan pada Anuruddha Thera. Karena perbuatan baik ini dilakukan kepada seorang Thera dalam masa keberadaan ajaran Buddha, maka ia mendapat pahala berlipat ganda. Kemudian, setelah kematian, ia dilahirkan kembali dalam Alam Tavatimsa dan menikmati kemewahan alam dewa. Pada saat itu, terdapat dewa lain yang bernama Ankura di Alam Dewa Tavatimsa yang telah banyak memberikan dana; jauh lebih banyak daripada apa yang telah Indaka berikan. Tetapi dana itu dilakukan di luar masa keberadaan ajaran Buddha. Sehingga meskipun dananya besar dan banyak, ia menikmati pahala kehidupan dewa dalam ukuran yang lebih kecil daripada Indaka, yang telah mempersembahkan sangat sedikit dana. Ketika Sang Buddha berada di Tavatimsa, Ankura bertanya kepada Beliau alasan ketidak-sesuaian perolehan pahala itu. Kepadanya Sang Buddha menjawab, “O dewa! Ketika memberikan dana kamu seharusnya memilih kepada siapa kamu memberi, karena perbuatan dana seperti halnya menanam bibit. Bibit yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh menjadi pohon atau tanaman yang kuat dan hebat, serta akan menghasilkan banyak buah; tetapi kamu telah menebarkan bibitmu di tanah yang tandus, sehingga kamu memperoleh sangat sedikit”. Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 356 sampai dengan 359 berikut ini Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; nafsu indria merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari nafsu indria akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; kebencian merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari kebencian akan menghasilkan pahala yang besar. Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang; ketidak-tahuan merupakan bencana bagi manusia. Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas dari ketidak-tahuan akan menghasilkan pahala yang besar. Berdana merupakan perbuatan baik yang sangat mudah dilakukan, dan dana merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya. Manfaat dari berdana tidak hanya bisa dirasakan pada kehidupan yang akan datang, pada saat ini juga bisa dirasakan pahala atau manfaatnya. Manfaat berdana pada kehidupan saat ini diantaranya adalah Dengan berdana berarti kita telah praktik Dhamma untuk mengikis kekotoran batin atau Lobha, Dosa, dan Moha. Dengan berdana berarti kita berlatih melepas sesuatu milik kita dengan wajar, sehingga jika pada suatu saat nanti kita harus melepas milik kita yg sangat kita cintai, maka kita dapat melepasnya dengan wajar. Manfaat berdana pada kehidupan yang akan datang yaitu dilahirkan sebagai anak dari keluarga yang kaya raya bila terlahir sebagai manusia Jika kita berdana kepada bhikkhu sangha, maka kita akan mendapat berkah yaitu; Ayu Panjang Umur, Vanno Kecantikan/Ketampanan, Sukham Kebahagiaan, dan Balam Kekuatan.
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 210109 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7dbe6768d70bc6 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Secara universal, memberi dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Sesuatu yang membuktikan kedalaman sifat manusiawi dan kemampuan seseorang untuk trensendan diri. Perbuatan memberi ini merupakan satu langkah awal yang penting di dalam ajaran Budha, dan disebut “Dana”. Berdasarkan tata bahasa Pali istilah dana dapat diartikan sebagai berikut Diyabeti Danam yaitu sesuatu yang telah diberikan disebut Dana. Duggati Dayati Rakkbati Danam yaitu sesuatu yang membuat si pemberi memperoleh perlindungan, keselamatan, kebebasan dan penderitaan atau kesukaran disebut dana. Kitab Visuddimaga, Buddhaghosa Thera telah memberikan definisi sebagai Danam Vuccati Avakbandbam yaitu sesuatu yang diberikan dengan niat disebut dana. Dana biasa diterjemahkan sebagai pemberian sedekah. Pemberian sedekah mengingatkan kepada pemberian hadiah kepada orang-orang miskin atau kepada mereka yang berada dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. Ber-dana adalah perbuatan melepas sesuatu yang dimiliki dengan tulus ikhlas dan memberi kepada mereka yang membutuhkan bantuan demi suatu tujuan yang baik. Berdana tidak lain adalah murah hati yang terkandung dalam pengertian alobha tidak serakah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana diartikan sebagai uang yang disediakan untuk kepentingan kesejahteraan, juga diartikan sebagai pemberian hadiah atau hadiah atau derma. Sedangkan dari sudut lain, berdana dapat juga diidentifikasikan dengan sifat pribadi kedermawanan caga, yaitu memberikan apa yang dimiliki demi kepentingan orang lain. Sudut pandang ini menyoroti praktek berdana bukan sebagai tindakan perwujudan luar, di mana suatu obyek dipindahkan dari diri sendiri untuk diberikan kepada yang lain, namun merupakan kecenderungan dalam diri untuk memberi lewat tindakan nyata, yang memungkinkan adanya berbagai tindakan yang lebih menuntut pengorbanan diri. Praktik berdana dalam ajaran sang Buddha, memiliki tempat dan pengertian khusus yaitu sebagai pondasi dan benih perkembangan spiritual. Dana merupakan dasar dari segala perbuatan baik. Dana adalah langkah pertama dalam urutan cara-cara berbuat baik Kusula Kamma dan di dalam Punna Kriya Vatthu sepuluh cara berbuat jasa. Secara garis besar, berdana adalah merelakan sebagian uang atau harta benda miliknya untuk diberikan dengan tanpa pamrih kepada mereka yang membutuhkannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbuatan baik dari berdana ini merupakan perbuatan jasa/ kebajikan yang paling dasar. Merupakan landasan bagi tumbuh berkembangnya kebajikan-kebajikan yang lebih tinggi, yakni Sila hidup bermoral, Samadhi memiliki konsentrasi dan Pannya memiliki kebijaksanaan, hingga akhirnya mencapai kebebasan sejati Nibbana. Referensi Makalah Kepustakaan Rudi Ananda Limiady, Mengapa Berdana, Klaten Wisma Sambodhi, 2003. Abhiniko, “Dana Berdana” dalam lembaran Nirkala, Mangala 15 Edisi Perdana 1992, Thailand LPD. Publisher, 1992. Bhikkhu Lady Saydaw, Penjelasan Mengenai Dana, Semarang Vihara Tanah Putih, 2003. Mukti, Belajar Menjadi Bijaksana, Jakarta Yayasan Dharma Pembangunan, 1993. Anton M. Moeliono, dkk., Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1993. Win Vijono, Ajaran Bagi Pemula, Bandung Yayasan Bandung Sucinno Indonesia, 1992.
macam macam dana dalam agama buddha